Kamis, 20 Agustus 2009

Kekerasan Anak


Senin pagi aku terbangun karena suara teriakan seorang ayah pada anaknya. Tadinya kupikir suara itu berasal dari telivisi, tapi setelah aku perhatikan ternyata bukan.
Ternyata suara ayah yang sedang “membantu” anaknya untuk belajar…weleh..weleh..

Aku jadi heran begitukah cara mengajar dan mendidik anak supaya tidak malas belajar ?
Dengan teriakan yang mengatakan “ begitu saja gak bisa ?!!” bisanya Cuma nyontek ?!!” Bodoh !!

Ckckck..teriakan yang bisa membangunkan semua warga pikirku

Untung suamiku segera mengingatkan orang tersebut.

Kemarahan seorang ayah tersebut tidak tepat. Apalagi disertai caci maki. Bisa dikatakan kekerasan secara verbal. Kekerasan baik verbal dan fisik yang dialami anak akan terekam dalam ingatan anak akan terus membekas dan berpengaruh buruk bagi sang anak dalam jangka panjang.

Mengutip ucapan seorang psikolog dari Jagadnita, Diah P “Marah merupakan hal yang normal, tapi kemarahan yang tidak tepat bisa memengaruhi kondisi psikis dan fisik anak,”

Saat ini Banyak kejadian kekerasan dalam rumah tangga kita temui dan dengar , dan sudah banyak korban juga yang berjatuhan. Saat televisi memberitakan tentang peristiwa KDRT, sering kali kita berkomentar “koq ada ya orang tua sejahat itu?” menganiaya anak, bahkan tak segan-segan membunuh..ckckck..sudah gilakah dunia ini..

Anak yang sering dimarahi orang tuanya, apalagi diikuti dengan penyiksaan, cenderung meniru perilaku buruk (coping mechanism) seperti bulimia nervosa (memuntahkan makanan kembali), penyimpangan pola makan, anorexia (takut gemuk), kecanduan alkohol dan obat-obatan, dan memiliki dorongan bunuh diri. Wah bahaya juga kalo anak mempunyai keinginan untuk bunuh diri..

Dari temuan UNICEF, ada dua faktor penyebab terjadinya kekerasan terhadap anak. Pertama, stres dan kemiskinan. Kemudian rumah tangga yang kerap diwarnai kekerasan antara suami dan istri.

Beberapa orang tua mempunyai alibi bahwa apa yang mereka lakukan (baca : kekerasan) untuk mendisiplinkan anak. Duhhh berat juga kalau cara mendisiplinkannya dengan cara seperti itu. Apa nggak bisa memakai cara yang lebih halus dan efisien untuk diterapkan dalam mendidik anak. Tindakan seperti mencubit, menjewer lebih baik tidak dilakukan. Oleh karena itu orang tua harus pandai mencari tehnik dalam mendisplinkan anak , dijamin kenakalan anak akan dapat teratasi. Yaaa.. mungkin contohnya jika anak susah belajar, iming-imingin dengan pemberian reward jika anak mendapat ranking. Namun masa dimana anak rendah diri karena tidak mendapat ranking, disaat seperti itulah peran orang tua sebagai penyemangat, apapun itu bentuknya. Meski hanya ucapan.

Pada anak balita mereka memiliki kecenderungan meniru apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar. So be carefully with everything you said, and what are you doing especially when your child besides you. Sedangkan pada anak usia SD, cara penerapan pola didikan orang tua akan lebih baik orang tua mengulang kata, tindakan secara terus menerus dan tidak bosan untuk melakukannya, dengan begitu anak akan mengingatnya. Tentunya hal yang dilakukan dan diucapkan baik adanya.

Komunikasi nonverbal yang baik dilakukan oleh orang tua saat berkomunikasi dengan anak mereka adalah dengan cara merendahkan tubuh sejajar dengan anak, kontak mata dengan anak, suara dan sikap yang lembut akan efektif bagi anak. Sikap tersebut bertujuan supaya anak merasa bahwa perkataan mereka kita dengar dan kita perhatikan dengan kata lain anak tidak merasa diabaikan

Seringkali kekerasan pada anak terjadi karena imbas permasalahan yang terjadi pada orang tua mereka. Jika hal ini terjadi sangat baik adanya jika kedua orang tua menyelesaikan permasalahan antara mereka terlebih dulu hingga tuntas, jangan lakukan penyelesaian masalah didepan anak. Hal ini menghindarkan jika salah satu (ayah / ibu) mengucap kata-kata kasar / bersikap kasar.

Kedekatan antara orang tua dan anak sebaik-baiknya dijaga dengan hangat dan harmonis, sehingga akan tercipta komunikasi dua arah. Orang tua ada baiknya tidak semata-mata mengejar ego mereka dengan memaksakan keinginan mereka, orang tua harus mampu bersikap mengayomi, mendengar, mengerti, dan memahami keinginan anak dan yang terpenting adalah pengarahan. Dengan begitu anak pun merasa secure, percaya diri dan comfort menghadapi lingkungan keluarga dan masyarakat.

so do not close your eyes, ears and mouth when you see violence happening round you

0 Comments:

Post a Comment